Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang Kingdom Plantae, yang mencakup tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Dijelaskan ciri-ciri umum tumbuhan, perbedaan antara lumut dan paku, klasifikasi lumut dan paku, serta klasifikasi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Manfaat dari masing-masing kelompok tumbuhan juga dibahas.
- Kingdom Plantae terdiri dari tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
- Lumut dan paku memiliki persamaan dalam reproduksi spora dan metagenesis, tetapi berbeda dalam struktur akar, batang, dan daun.
- Tumbuhan berbiji dibagi menjadi Gymnospermae (biji terbuka) dan Angiospermae (biji tertutup), dengan perbedaan utama pada perlindungan biji dan cara reproduksi.
Pendahuluan [0:00]
Kak Febri membuka video dengan membahas Kingdom Plantae untuk kelas 10 SMA. Kingdom ini mencakup semua jenis tumbuhan, yang terbagi menjadi tiga kelompok utama: tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Istilah "kormovita" digunakan untuk tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati (kormus). Spermatophyta dibagi lagi menjadi Gymnospermae (biji terbuka) dan Angiospermae (biji tertutup).
Ciri-Ciri Umum Plantae [2:03]
Ciri-ciri umum tumbuhan meliputi multiseluler, eukariotik (memiliki membran inti), autotrof (mampu menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis karena memiliki klorofil), dan memiliki kormus yang jelas (akar, batang, dan daun). Dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa. Alga, yang dulunya termasuk dalam Plantae sebagai Thallophyta (tumbuhan tanpa kormus), sekarang diklasifikasikan ke dalam Kingdom Protista karena bersifat uniseluler.
Lumut dan Paku: Persamaan dan Perbedaan [3:23]
Lumut dan paku memiliki persamaan, yaitu sama-sama menghasilkan spora sebagai alat reproduksi, mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), dan hidup di habitat lembab. Perbedaan utama terletak pada struktur akar (lumut memiliki rizoid, paku memiliki akar sejati), batang (lumut tidak memiliki berkas pengangkut, paku memiliki xilem dan floem), dan daun (daun muda paku menggulung membentuk sirsinet). Bentuk daun lumut biasanya kecil dan tipis, sedangkan daun paku bervariasi (mikrofil dan makrofil) dan dapat berupa tropofil (untuk fotosintesis) atau sporofil (menghasilkan spora). Spora pada paku terkumpul dalam sorus yang berada di bawah daun sporofil.
Metagenesis Lumut dan Paku [6:52]
Lumut dan paku mengalami metagenesis dengan fase yang berbeda. Pada lumut, spora tumbuh menjadi protonema, lalu menjadi tumbuhan lumut dewasa (gametofit) yang menghasilkan anteridium (sel sperma) dan arkegonium (sel telur). Setelah fertilisasi, zigot berkembang menjadi sporofit yang menghasilkan kotak spora. Pada paku, spora tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang menghasilkan anteridium dan arkegonium. Zigot berkembang menjadi tumbuhan paku dewasa (sporofit) yang menghasilkan sporangium (kotak spora). Perbedaan penting adalah tumbuhan lumut dewasa bersifat haploid, sedangkan tumbuhan paku dewasa bersifat diploid. Fase dominan pada lumut adalah gametofit, sedangkan pada paku adalah sporofit.
Klasifikasi Lumut (Bryophyta) [10:15]
Lumut dibagi menjadi tiga kelas:
- Bryopsida (Lumut Daun): Memiliki batang semu tegak dan daun spiral, contohnya Sphagnum.
- Hepatikopsida (Lumut Hati): Berbentuk lembaran tanpa batang yang jelas, rizoid berada di bawah lembaran daun, contohnya Marchantia.
- Antoserotopsida (Lumut Tanduk): Mirip lumut hati tetapi memiliki sporofit memanjang seperti tanduk, contohnya Anthoceros.
Lumut berperan sebagai tumbuhan perintis dalam ekosistem baru, menyerap air, dan dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Marchantia dapat digunakan untuk mengobati radang hati ringan, dan Sphagnum dapat menggantikan kapas.
Klasifikasi Paku (Pteridophyta) [12:36]
Paku dibagi menjadi empat kelas:
- Psilophytinae (Paku Purba): Daun kecil seperti sisik (mikrofil), batang bercabang dikotom, tidak memiliki pembuluh angkut, contohnya Psilotum dan Rhynia.
- Lycopodiinae (Paku Kawat): Daun kecil tersusun rapat, sporangium terdapat pada sporofil yang membentuk strobilus, contohnya Lycopodium.
- Equisetinae (Paku Ekor Kuda): Daun tunggal kecil tersusun spiral, batang beruas-ruas berwarna hijau, sporangium terletak di dalam strobilus, contohnya Equisetum.
- Filicinae (Paku Sejati): Daun besar (makrofil), daun muda menggulung (sirsinet), sporangium terdapat pada sporofil, contohnya Marsilea crenata dan Asplenium nidus.
Berdasarkan jenis spora, paku dibagi menjadi homospor (spora jantan dan betina tidak dapat dibedakan, contohnya Lycopodium), paku peralihan (spora jantan dan betina berbeda bentuk tetapi dihasilkan oleh satu tumbuhan), dan heterospor (ada tumbuhan jantan dan betina, spora jantan dan betina dapat dibedakan, contohnya Marsilea crenata dan Selaginella).
Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji): Gymnospermae dan Angiospermae [17:35]
Spermatophyta dibagi menjadi Gymnospermae (biji terbuka) dan Angiospermae (biji tertutup). Perbedaan utama terletak pada biji (Gymnospermae bijinya tidak ditutupi daun lembaga atau daging buah, Angiospermae bijinya ditutupi daun lembaga yang berkembang menjadi daging buah), alat reproduksi (Gymnospermae menggunakan strobilus, Angiospermae menggunakan bunga), dan fertilisasi (Gymnospermae fertilisasi tunggal, Angiospermae fertilisasi ganda).
Fertilisasi pada Gymnospermae dan Angiospermae [19:07]
Fertilisasi pada Gymnospermae adalah tunggal, yaitu sel sperma membuahi sel telur membentuk zigot. Pada Angiospermae, fertilisasi ganda terjadi karena setiap serbuk sari memiliki tiga inti: inti vegetatif (membuka jalan) dan dua inti generatif (membuahi ovum dan inti kandung lembaga sekunder). Inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperm (cadangan makanan).
Klasifikasi Gymnospermae dan Angiospermae [21:00]
Gymnospermae terbagi menjadi empat kelas:
- Coniferae: Tumbuhan berkayu tinggi dengan biji tersusun dalam konus, contohnya pohon pinus.
- Cycadophyta (Sikas): Tidak bercabang, mirip pohon kelapa sawit, berumah dua, contohnya pakis haji.
- Ginkgophyta: Pohon langka dengan daun berbentuk kipas, contohnya Ginkgo biloba.
- Gnetophyta: Contohnya melinjo.
Angiospermae terbagi menjadi Monocotyledone (biji berkeping satu) dan Dicotyledone (biji berkeping dua), yang masing-masing terbagi lagi menjadi beberapa famili.
Manfaat Gymnospermae dan Angiospermae [22:23]
Gymnospermae bermanfaat sebagai tanaman hias, sayuran (melinjo), obat-obatan, bahan baku kertas, dan korek api. Angiospermae memiliki manfaat yang lebih luas, termasuk sebagai makanan pokok, penghasil gula, tanaman hias, obat-obatan, bahan bangunan, bahan makanan, buah-buahan, bumbu, dan tekstil.
Perbedaan Monokotil dan Dikotil [22:56]
Perbedaan antara monokotil dan dikotil meliputi: jumlah keping biji (monokotil satu, dikotil dua), jenis akar (monokotil serabut, dikotil tunggang), susunan pembuluh angkut di batang (monokotil tersebar, dikotil teratur), pertulangan daun (monokotil sejajar atau melengkung, dikotil menyirip atau menjari), dan jumlah bagian bunga (monokotil tiga atau kelipatannya, dikotil empat atau lima atau kelipatannya).